Sabtu, 17 Mei 2014

Aliran-aliran Linguistik

Makalah

ALIRAN-ALIRAN LINGUISTIK 


Di Presentasikan pada Mata Kuliah Ilmu Lughah Prodi PBA, Semester V



Oleh
SAJIDA. M
FATMAH ZAKARIA


Dosen Pengampu
Dr. Ayuba Pantu, M.Pd


PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
2012





KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur hanyalah milik Allah swt. karena dengan petunjuk dan bimbingan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini, meskipun hanya menggunakan pembahasan bahasa yang sederhana. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Rasulullah saw. Beserta keluaraga, sahabat dan semua pengikutnya. 
Secara sadar kami akui, bahwa penyusunan makalah ini barangkali belum mencapai target yang diharapkan. Hal ini terjadi bukan faktor kesengajaan namun karena keterbatasan dan kekurangan yang kami miliki dan juga sebagai manusia biasa, maka dengannya segala bentuk kesalahan akan selalu hadir kapan dan dimanapun manusia berada.
Sehingga permohonan maaf yang tak terhingga, kami sampaikan kepada seluruh rekan-rekan dan khususnya kepada Dosen Pembimbing mata kuliah ini, apabila makalah ini belum mencapai titik yang maksimal.
Kami mengharapkan segala bentuk masukan dan kritikan dari semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.





DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I             : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang  
B.     Rumusan Masalah     
BAB II                        : PEMBAHASAN    
A.    Aliran-aliran Linguistik
1.      Linguistik Tradisional
2.      Linguistik Strukturalis
3.      Linguistik Transformasional
BAB III          : PENUTUP    
A.    Kesimpulan
B.     Saran     
DAFTAR PUSTAKA    


BAB I
PENDAHULUAN

  1. A.    Latar Belakang

Lingustik sebagai satu cabang ilmu yang yang menjadikan bahasa sebagai objek penelitiannya memiliki peranan penting dalam menguasai ilmu bahasa. Oleh karena itu, kontribusi linguistik sangat dibutuhkan dalam menelaah suatu bahasa. Linguistik membahas tentang makna (semantik), bunyi (fonologi), unsur-unsur (morfologi) dan struktur suatu bahasa sehingga memudahkan kita untuk dapat memahami dan menerjemahkan satu bahasa ke dalam bahasa lain.
Layaknya cabang ilmu yang lain, linguistik pun memiliki tahapan-tahapan serta aliran-aliran yang masih dipertentangkan oleh para linguis. Aliran-aliran tersebut terbentuk karena perkembangan linguistik dari masa ke masa semakin modern. Beragamnya aliran-aliran linguistik semakin menambah khasanah ilmu kebahasaan kita.

  1. B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka kami sebagai pemakalah mengangkat permasalahan sebagai berikut:
1.      Bagaimana pembagian aliran-aliran dalam linguistik?


  

BAB II
PEMBAHASAN

  1. A.    Aliran-Aliran Linguistik

Studi linguistik telah mengalami 3 tahap perkembangan, yaitu:
·      Spekulasi. Tahap ini memuat pernyataan-pernyataan tentang bahasa yang tidak didasarkan pada data empiris, melainkan pada dongeng/rekaan belaka.
·      Klasifikasi dan Observasi. Pada tahap ini para linguis mulai mengadakan pengamatan serta penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki.
·      Perumusan teori. Ditahap ini linguis mencoba untuk membuat teori-teori tentang linguistik dan berkembang hingga saat ini.
Ada beberapa aliran linguistik yang kita kenal, antara lain sebagai berikut:
  1. 1.      Linguistik Tradisional

Linguistik tradisional sering dipertentangkan dengan tata bahasa struktural, bedanya tata bahasa tradisional menganalisis bahasa pada filsafat dan semantik sedangkan tata bahasa struktural berdasarkan struktur/ciri formal yang ada pada suatu bahasa tertentu. Bagaimana terbentuknya tata bahasa tradisional akan dibicarakan berikut ini:
a.              Linguistik Zaman Yunani (abad ke 5 SM – bad ke 2 SM), yang menjadi pertentangan saat itu adalah:
Ø   Pertentangan antara fisis dan nomos. Bersifat fisis maksudnya bahasa itu
mempuyai hubungan asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti diluar manusia itu sendiri, konvensional artinya, makna-makna kata itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi/kebiasaan.
Ø   Pertentangan analogi dan anomali. Kaum analogi (Plato dan Aristoteles)
berpendapat bahwa bahasa bersifat teratur, analogi sejalan dengan kaum
naturalis, sedangkan anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur. Kaum anomali sejalan dengan koum konvensional.


Tokoh pada zaman Yunani:
a.         Kaum Sophis (abad ke 5 SM), mereka dikenal karena:
Ø  Mereka melakukan kerja secara empiris.
Ø  Melakukan kerja secara pasti dengan menggunakan ukuran tertentu.
Ø  Mementingkan bidang retorika dalam studi bahasa.
Ø  Membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna.
Tokohnya: Protogoras, membagi kalimat menjadi kalimat narasi, kalimat tanya,
kalimat jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, doa dan undangan. Gregorias,
membicarakan tata bahasa.
b.        Plato (429 – 347 SM),
Ø  Memperdebatkan analogi dan anomali dalam bukunya Dialoag. Juga
mengemukakan masalah bahasa alamiah dan konvensional.
Ø  Dia menyodorkan batasan bahasa yang bunyinya kira-kira bahasa adalah pernyataan pikiran manusia dengan perencanaan anomata dan rhemata.
Ø  Dialah orang yang pertamakali membedakan kata anoma dan rhema.
Anoma (anomata):
Ø  Nama (dalam bahasa sehari-hari).
Ø  Nomina (dalam istilah tata bahasa).
Ø  Subjek (dalam hubungan subjek logis).
Rhema (Rhemata):
Ø  Ucapan (dalam bahasa sehari-hari).
Ø  Verba (dalam istilah tata bahasa).
Ø  Predikat (dalam hubungan predikat logis).
c.       Aristoteles (384 – 322 SM)
Ø  Membagi kata dalam 3 kelas kata, yaitu anoma, rhema, dan syndesmoi. Yang dimaksud syndesmoi adalah kata-kata yang lebih banyak bertugas dalam hubungan sintaksis. Syndesmoi itu lebih kurang sama dengan preposisi dan konjungsi yang sekarang kita kenal.
Ø  Membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi 3 yaitu maskulin, feminin dan neutrum.
d.      Kaum Stoik (abad ke – 4 SM)
Ø  Membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata bahasa.
Ø  Menciptakan istilah khusus dalam studi bahasa.
Ø  Membedakan 3 komponen utama dari studi bahasa, yaitu 1) tanda, simbol, sign, atau semainon, 2) makna, apa yang disebut smainomen/lekton, 3) hal-hal di luar bahasa yakni benda-benda/situasi.
Ø  Mereka membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian fonologi tetapi tidak bermakna dan propheretal yaitu ucapan bunyi bahasa yang mengandung makna.
Ø  Mereka membagi jenis kata menjadi empat yaitu kata benda, kata kerja, syndesmoi, dan arthoron yaitu kata-kata yang menyatakan jenis kelamin dan jumlah.
Ø  Membedakan kata kerja komplek dan kata kerja tak komplek. Serta kata kerja aktif dan pasif.
e.       Kaum Alexandrian
Kaum ini menganut paham analogi dalam studi bahasa, menghasilkan buku tata bahasa yang disebut Tata Bahasa Dionysius Thrax dan diterjemahkan oleh Remmius Palaemon dengan judul Ars Grammatika. Buku inilah yang kemudian dijadikan model dalam penyusunan buku tata bahasa Eropa lainnya. Karena sifatnya mentradisi maka buku-buku tata bahasa kini disebut dengan nama tata bahasa tradisional. Jadi, cikal bakal tata bahasa tradisional itu berasal dari buku Dionysius Thrax.
Di India pada tahun 400 SM Panini seorang sarjana Hindu membuat buku dengan judul Adtdyasi merupakan deskripsi lengkap bahasa Sansekerta yang pertama kali ada. Oleh karena itu Leonard Bloomfield, tokoh linguis struktural Amerika menyebut Panini sebagai One of The Greatest Monuments of The Human Intelligence.
  1. b.      Zaman Romawi

Merupakan kelanjutan dari jaman Yunani. Tokoh pada jaman Romawi yang terkenal antara lain, Varro (116 – 27 SM) dengan karyanya, De Lingua Latina dan Priscia dengan karyanya Institutiones Grammaticae.
a.    Varro dan "De Lingua Latina".
b.    Dalam buku ini Varro masih membahas masalah analogi dan anomali seperti pada jaman Stoik di Yunani. Dibagi dalam bidang-bidang etimologi, morfologi, sintaksis.
c.    Tata bahasa Priscia, dianggap sangat penting karena:
1.    Merupakan buku tata bahasa Latin paling lengkap yang dituturkan
pembicara aslinya.
2.    Teori-teori tata bahasa yang merupakan tonggak-tonggak utama
pembicaraan bahasa secara tradisional.
  1. c.       Zaman Pertengahan

Studi bahasa pada zaman pertengahan mendapat perhatian penuh terutama oleh para filsuf skolastik. Yang patut dibicarakan dalam studi bahasa antara lain adalah peranan:
1.      Kaum Modistae
·           Mereka menerima analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat reguler dan universal.
·           Mereka memperhatikan secara penuh akan semantik sebagai penyebutan
definisi bentuk-bentuk bahasa.
·           Mereka mencari sumber makna, maka dengan demikian berkembanglah
bidang etimologi pada zaman itu.
2.      . Tata Bahasa Spekulativa
Merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa Latin ke dalam filsafat
skolastik.
3.      Petrus Hispanus
·           Memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa.
·           Membedakan nomen atas dua macam yaitu nomen substantivum dan nomenedjektivum.
·           Membedakan semua bentuk yang menjadi subjek/predikat dan bentuk tutur
lainnya.
  1. d.      Zaman Renaisans

`Zaman Renaisans dianggap sebagai zaman pembukaan abad pemikiran abad
modern. Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada jaman renaisans ini yang
menonjol yang perlu dicatat. 1) Sarjana-sarjana pada waktu itu menguasai bahasa
Latin, Ibrani, dan Arab, 2) Bahasa Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam
bentuk pembahasaan, penyusunan tata bahasa, dan perbandingan.



e.       Menjelang Lahirnya Linguistik Modern
Sejak awal buku ini sudah menyebut-nyebut bahwa Ferdinand de Saussure
dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern. Diawali dengan pernyataan Sir William
tentang adanya hubungan kekerabatan antara bahasa Sansekerta dengan
bahasa-bahasa Yunani, Latin, dan bahasa Jerman lainnya telah membuka babak baru
sejarah linguistik, yakni dengan berkembangnya studi linguistik bandingan atau
linguistik historis komparatif, serta studi mengenai hakekat bahasa secara linguistik
terlepas dari masalah filsafat Yunani kuno.
Bila kita simpulkan pembicaraan mengenai linguistik tradisional dapat dikatakan bahwa:
a) Pada tata bahasa tradisional ini tidak dikenal adanya perbedaan antara bahasa ujaran dengan bahasa tulisan. Oleh karena itu, deskripsi bahasa hanya bertumpu pada tulisan.
b) Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil
patokan-patokan dari bahasa lain, terutama bahasa Latin.
c) Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara perspektif, yakni benar/salah.
d) Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan logika.
e) Penemuan-penemuan terdahulu cenderung untuk selalu dipertahankan.

2.      Linguistik Strukturalis
Linguistik strukturalis berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri yang dimiliki bahasa itu. Tokoh-tokohnya:
a.              Ferdinand de Saussure
1) Telaah sinkronik (mempelajari bahasa dalam kurun waktu tertentu saja) dan
diakronik (telaah bahasa sepanjang masa),
2) Perbedaan langue dan parloe. Lague yaitu keseluruhan sistem tanda yang
berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat
bahasa, sifatnya abstrak. Sedangkan parloe sifatnya konkret karena parloe tidak
lain daripada realitas fisis yang berbeda dari yang satu dengan orang lain.
3) Perbedaan signifian dan signifie. Signifian adalah citra bunyi atau kesan
psikologis bunyi yang timbul dalam alam pikiran (bentuk), signifie adalah
pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran kita (makna).
4) Hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Yang dimaksud dengan hubungan
sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu
tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat linear. Hubungan paradigmatik
adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan
unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.
b. Aliran Praha
Sumbangan aliran ini dalam bidang fonologis (mempelajari fungsi bunyi tersebut dalam suatu sistem) dan bidang sintaksis dengan menelaah kalimat melalui pendekatan fungsional.
d.      Aliran Glosematik
Aliran Glosematik lahiran Denmark. Tokohnya Louis Hjemslev yang meneruskan ajaran Ferdinand de Saussure. Namanya menjadi terkenal karena usahanya untuk membuat ilmu bahasa menjadi ilmu yang berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain, dengan peralatan, metodologis, dan terminologis sendirian.
e.       Aliran Firthian
Nama John R. Firth terkenal karena teorinya mengenai fonolofi prosodi.
Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis.
f.       Linguistik Sistemik
Pokok pandangan aliran ini adalah:
·       SL memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan bahasa.
·       SL memandang bahasa sebagai pelaksana.
·       SL mengutamakan pemerian ciri-ciri bahasa tertentu beserta variasinya.
·       SL mengenal adanya gradasi/kontinum.
·       SL menggambarkan tiga tataran utama bahasa.
g.      Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Disebut aliran Bloomfield karena bermula dari gagasan Bloomfield. Disebut
aliran taksonomi karena aliran ini menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya.
h.       Aliran Tagmemik
Dipelopori oleh Kenneth L. Pike yang mewarisi pandangan Bloomfield. Menurut aliran ini satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem (susunan). Tagmem ini tidak dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi saja. Seperti subjek + predikat + objek dan tidak dapat dinyatakan dengan bentuk-bentuk saja, seperti frase benda + frase kerja + frase benda, melainkan harus diungkapkan kesamaan dan rentetan rumus seperti: S : FN + P : FN + O : FN
Fungsi subjek diisi oleh frase nominal diikuti oleh fungsi predikat yang diisi oleh frase verbal dan diikuti pula oleh fungsi objek yang diisi oleh frase nominal.

3.      Linguistik Transformasional dan Aliran-aliran Sesudahnya
Dunia ilmu, termasuk linguistik bukan merupakan kegiatan yang statis melainkan merupakan kegiatan yang dinamis, berkembang terus sesuai dengan filsafat ilmu itu sendiri yang selalu ingin mencari kebenaran yang hakiki. Kemudian orang pun merasa bahwa model struktural itu banyak kelemahannya, sehingga orang mencoba merevisi model struktural. Berikut model-modelnya:
a.       Tata Bahasa Transformasi
Tata bahasa transformasi berusaha mendeskripsikan ciri-ciri kesemestaan bahasa. Lalu karena pada mulanya teori tata bahasa ini dipakai untuk mendeskripsikan kaidah-kaidah bahasa Inggris, maka kemudian ketika para pengikut teori ini mencoba untuk menggunakannya terhadap bahasa-bahasa lain, timbullah berbagai masalah. Apa yang tadinya sudah dianggap universal ternyata tidak universal. Oleh karena itu usaha perbaikan mulai dilakukan.
b.      Semantik Generatif
Menurut teori generatif semantik, struktur semantik dan struktur sintaksis
bersifat homogen, dan untuk menghubungkan kedua struktur itu cukup hanya dengan kaidah transformasi saja. Menurut semantik generatif, sudah seharusnya semantik dan sintaksis diselidiki bersama sekaligus karena keduanya adalah satu.
c.       Tata Bahasa Kasus
Dalam karangannya yang terbit tahun 1968 itu Fillmore membagi kalimat atas:
(1) Modalitas, yang bisa berupa unsur negasi, kala, aspek, dan adverbia; dan
(2) Proposisi, yang terdiri dari sebuah verba disertai dengan sejumlah kasus.
d. Tata Bahasa Relasional
Tokohnya David M. Perlmutter dan Paul M. Postal. Tata bahasa relasional (TR) banyak menyerang tata bahasa transformasi (TT), karena menganggap teori-teori TT itu tidak dapat diterapkan pada bahasa-bahasa lain selain bahasa Inggris.
Menurut teori bahasa relasional, setiap struktur klausa terdiri dari jaringan relasional (relational network) yang melibatkan tiga macam wujud yaitu:
(a)    Seperangkat simpai (nodes) yang menampilkan elemen-elemen di dalam
suatu struktur.
(b)   Seperangkat tanda relasional (relational sign) yang merupakan nama relasi
gramatikal yang disandang oleh elemen-elemen itu dalam hubungannya
dengan elemen lain.
(c)    Seperangkat "coordinates" yang dipakai untuk menunjukkan pada tatara
yang manakah elemen-elemen itu menyandang relasi gramatikal tertentu
terhadap elemen yang lain.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan singkat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Dalam linguistik, beragam aliran muncul sebagai hasil dari pemikiran dari para linguis sejak zaman sebelum masehi hingga zaman modern seperti saat ini.
2.      Aliran-aliran linguistik terbagi menjadi tiga, yaitu:
·         Linguistik Tradisional.
·         Linguistik Strukturalis.
·         Linguistik Transformasional dan Aliran-aliran Sesudahnya.
B.     Saran

  Alhamdulillah kami panjatkan sebagai implementasi rasa syukur kami atas selesainya makalah ini. Namun dengan selesainya bukan berarti telah sempurna, karena kami sebagai manusia sadar, bahwa dalam diri kami terdapat berbagai sifat kekurangan dan ketidak sempurnaan yang tentunya sangat mempengaruhi terhadap kinerja kami.  
Oleh karena itulah saran serta kritik yang bersifat membangun dari saudara selalu kami nantikan untuk dijadikan suatu pertimbangan dalam setiap langkah sehingga sayaterus termotivasi ke arah yang lebih baik tentunya dimasa-masa yang akan datang. Akhirnya kami ucapkan terima kasih sebanyak banyaknya.